Curva Nord 69: Mendampingi selama 40 tahun
Tifosi setia yang selalu hadir di kala Inter bertanding.
Loyalitasnya patut diacungi jempol.
Dalam beberapa tahun terakhir, kerusuhan baik di dalam
maupun di luar stadion sering pecah di Italia. Banyak yang menganggap segala
insiden tak lepas dari ulah kelompok suporter garis keras yang menamakan
dirinya Ultras. Dengan segala fanatismenya, Ultras dianggap sering menimbulkan
masalah hampir di setiap pertandingan, terlebih yang bernuansa rivalitas.
Namun, ada hal menarik dari kehadiran Ultras di Italia.
Sebagai pendukung klub yang paling loyal, Ultras ternyata memiliki hak suara
untuk ikut menentukan kebijakan klub. Ultras di Italia juga cenderung lebih
terorganisir, bahkan hampir menyerupai sebuah organisasi politik.
jika dipersempit, Curva Nord 69 (penghuni tribun utara
Stadion Giuseppe Meazza), menjadi salah satu dengan jumlah anggota terbanyak di
Italia. Menurut data yang dikeluarkan La Republica, Inter menguasai sekitar 16
persen fans fanatik sepak bola di Italia. Mereka hanya kalah dari Juventus
(28%), dan penghuni Curva Sud, AC Milan (23%). Namun mereka unggul atas Napoli
(9%), AS Roma (7%), dan Lazio (3%).
Curva Nord 69 menjadi salah satu kelompok suporter yang
paling disegani di Italia. Bukan hanya dari tindakan anarkis mereka di
lapangan, tapi juga dari sisi positif. Sudah 40 tahun sejak 1969 mereka
mengabdikan dirinya guna menyemangati setiap Inter bertanding. Jelas dengan
usia setua itu, pengaruh mereka pun cukup kental. Bahkan, mantan kapten AC
Milan, Paolo Maldini pun sempat mengakui loyalitas pendukung setia rivalnya
itu. “Selama ini mereka memang kerap membuat kami khawatir di lapangan, namun
saya mengakui loyalitas mereka,” kata dia.
Curva Nord 69 bukan hanya didominasi satu kelompok tifosi
saja. Inter memiliki beberapa kelompok Ultras yang selalu setia mendampinginya
di setiap laga. Salah satunya Boys S.A.N (Squadre d'Azione Nerazzurre),
kelompok Ultras tertua ke dua La Curva Milano setelah Fossa dei Leoni dari
Curva Sud. Selain itu, ada juga Ultras Inter, Viking Inter, Brianza Alcoolica,
Irriducibili, dan beberapa kelompok minor lain. Mereka inilah yang selalu
menyemangati I Nerazzurri.
LA Curva Nord 69 Milano
1. Boys S.A.N (Squadre d'Azione Nerazzurre)
Kelompok tertua di Curva Nord 69. Berdiri pada 1969, hanya
selang setahun setelah Fossa dei Leoni pertama kali muncul. Boys diambil dari
nama anak nakal di sebuah komik bernama serupa. Di era 80-an Boys S.A.N kian
ditakuti sebagai kelompok yang kerap membuat ulah. Namun, sejak awal 90-an,
Boys S.A.N meminimalisir aksi anarkis, dan lebih fokus mengekspresikan
fanatisme melalui berbagai koreografi di stadion. Sekadar info, Boys S.A.N
terbentuk meneruskan ide pelatih Inter ketika itu, Helenio Herrera yang
menginginkan terbentuknya sebuah kelompok suporter yang terorganisir dengan
rapih.
2. Ultras Inter (Forever Ultras)
Di Curva Nord, Ultras menjadi yang tertua ke dua setelah Boys
S.A.N. Mereka berdiri sejak 1975 dengan nama Forever Ultras sebelum diganti
pada 1995. Pelopornya adalah dua pemuda bernama Luciano dan Curzio, yang
pertama kali memunculkan spanduk bertuliskan Forever Ultras di Curva Nord,
tepat berdampingan dengan Boys S.A.N. Sejak 1997, Ivan Renato menjadi sutradara
Ultras setelah meneruskan era kepemimpinan sebelumnya.
3. Viking Inter
Kelompok ketiga di Curva Nord ini terbentuk pada 1984.
Viking juga dikenal sebagai salah satu pendukung beraliran sayap kanan paling
loyal di Italia. Sayang, mereka kerap bersikap rasis. Kebetulan, Viking memang
berhubungan sangat dekat dengan Blood & Honour Varese (kelompok suporter
yang menolak anti-rasisme di sepak bola). Viking pun menjadi sangat menonjol di
Curva Nord dengan indentitas bendera paling besar di antara suporter Ultras
Inter lainnya.
4. Brianza Alcoolica
Brianza Alcoolica (semangat Brianza) memang baru resmi
didirikan pada November 1985. Namun, berbagai spanduk bertuliskan nama kelompok
mereka sudah muncul beberapa tahun sebelumnya di Madrid, Spanyol. Dipelopori
oleh beberapa orang yang merasa tidak cocok dengan segala kekerasan Curva Nord,
Brianza Alcoolica memisahkan diri dengan idealisme mereka untuk menciptakan
hiburan di stadion. Mungkin karena itu pula Brianza Alcoolica menjadi kelompok
dengan jumlah suporter paling sedikit di antara lima lainnya.
5. Irriducibili
Irridubicili menjadi kelompok paling kontroversial di antara
Ultras Inter lainnya. Berdiri sejak 1988, kelompok ini juga dikenal dengan nama
“Skins” ini langsung membuat kericuhan dengan menyerang setiap pendukung lawan
yang datang ke Giuseppe Meazza. Ciri khas Irridubicili adalah maskot seekor
anjing hitam sebagai lambang kejahatan atau keonaran bernama Muttley. Dengan
slogan “Non basta essere Bravi bisogna essere I migliori” (untuk menjadi yang
terbaik, tidak cukup dengan bersikap baik), tak heran jika jika Irridubicili
kerap berbuat onar di stadion. Bahkan mereka dengan terang-terangan mengaku
setiap mendukung Inter, tak akan pernah lepas dari minuman beralkohol.
6. Milano Nerazzurra
Kelompok ini memang lebih kecil dibanding Boys SAN atau
lainnya. Namun, mereka justru mampu tampil dengan warna-warna mencolok melalui
koreografinya di sisi kiri Curva Nord. Milano Nerazzurra juga mendapat julukan
“Potere Nerazzurro” atau Si Hitam Biru yang Kuat. Sejak berdiri sekitar akhir
80-an, Milano Nerazzurri memang telah menyatakan ketidakcocokannya dengan
saudara tua mereka, Boys SAN. Tak heran jika letak kedua kelompok ini
berjauhan, yang satu di sisi kiri, dan yang satunya di sisi kanan.
7. Boys Sez Roma
Meski Boy Sez Roma lahir dari sekelompok laki-laki yang
berasal dari Kota Roma, mereka justru merupakan pendukung fanatik Inter Milan.
Sejak awal berdiri pada 1979 lalu, kelompok ini memang membatasi anggotanya di
usia 18-30 tahun, dan tentunya dengan satu tujuan mendukung Inter Milan. Boy
Sez Roma mengambil posisi di sisi kanan Curva Nord dan berhubungan sangat dekat
dengan Boys
Tidak ada komentar:
Posting Komentar