Sabtu, 24 September 2011

Inter Segera Kembali ke Jalur Kemenangan

Pelatih anyar Inter Milan, Claudio Ranieri menyebut kemenangan 3-1 tim asuhannya atas Bologna adalah kemenangan penting. Raihan positif ini juga dinilai Ranieri sebagai awal yang baik untuk mengembalikan Inter ke jalur kemenangan.
"Sangat penting untuk mengawali debut dengan hasil yang baik, karena pemain perlu untuk kembali ke jalur kemenangan," ujar Ranieri seperti dilansir dari situs resmi Inter, www.inter.it .
"Saya telah meminta pemain untuk tampil baik, karena itu lebih penting dari hasil pertandingan. Adalah sebuah hal yang krusial pula bahwa kami berjuang selama 90 menit pertandingan dan ini merupakan pertandingan yang bagus," paparnya.
Sayangnya, kemenangan Inter harus dibayar dengan absennya Wesley Sneijder. Pemain asal Belanda ini mengalami cedera paha dan dipastikan absen saat Inter bertandang ke markas CSKA Moskva di matchday 2 Liga Champions.
"Ketakutan saya adalah kehilangan dia lebih lama dari yang diperkirakan, karena cedera yang dialaminya semakin parah dari sebelumnya. Dia tidak akan ikut dengan kami saat bertolak le Moskva

Kamis, 22 September 2011

Claudio Ranieri: Inter Punya DNA Juara

 Dalam wawancara pertamanya sebagai pelatih Inter, Ranieri yakin timnya itu bisa kembali ke jalur yang seharusnya.

 Claudio Ranieri akhirnya mendapat kesempatan untuk berbicara sebagai pelatih Inter untuk kali pertama. Ranieri banyak menghembuskan optimisme terkait tim barunya itu.

"Saya sangat bangga bisa berada di sini dan sangat senang mendapat panggilan dari Massimo Moratti," ujarnya kepada Inter Channel.

"Saya menjalani pertemuan yang sangat bersahabat dengan Moratti hari ini. Kami pertama bertemu ketika dia belum menjadi presiden Inter dan saya di San Siro menyaksikan Milan melawan Inter."

Mengenai skuadnya dan peluang meraih juara, Ranieri tidak bisa menyatakan apa pun selain menjanjikan kemampuan terbaik yang dimilikinya.

"Saya selalu berusaha memberi yang terbaik untuk tim tempat saya bekerja. Akan ada komitmen total," tandasnya.

"Inter yang kita lihat belakangan ini bukanlah tim yang bagus. Ada juga masalah cedera dan ketidakberuntungan, tapi saya yakin tim ini punya DNA untuk kembali ke jalan kemenangan dan menemukan kepercayaan dirinya lagi," papar Ranieri.


Gambar Rancangan Stadion baru INTER

Milan - Presiden Inter Milan Massimo Moratti berencana akan membuat stadion baru bagi klub berjuluk La Beneamata itu. Saat ini Moratti sedang sibuk melakukan persiapan secara besar-besaran.
Menurut Ilsussidiario.n
et, stadion baru Inter itu akan selesai dibangun dan siap digunakan pada tahun 2014.

Jika stadion baru itu jadi dibangun, Inter akan memiliki stadion yang meenuhi persyaratan-persyaratan modern. Rencananya 60.000 tempat duduk akan dibangun, dan akan memberikan banyak fasilitas kemewahan bagi para suporter termasuk kursi penghangat.

Stadion anyar tersebut rencananya akan dibangun di Pero, Timur Laut Milan. Dibutuhkan dana mencapai 400 juta euro atau sekitar Rp5,8 triliun.

Menurut Presiden Inter Milan Massimo Moratti, stadion I Nerazzurri yang baru tersebut akan dinamai Giacinto Facchetti sebagai penghormatan terhadap legenda dan mantan Presiden Inter tersebut.

Virgilio Sport mengungkapkan, Moratti tidak akan memperpanjang kontrak dengan ofisial San Siro, dan berharap stadion anyar tersebut bisa mulai digunakan pada 2014.
Moratti akan menginvestasikan dana sekitar 300 juta euro atau sekitar 4.3 triliun untuk membangun markas baru Nerazzurri. Dana sebesar itu akan dapat kembali dalam jangka waktu tiga tahun melalui penjualan tiket. Pihak klub berencana mendapat pemasukkan sebesar 100 juta euro per tahun dari penjualan tiket, lebih besar dari pemasukan sekarang yang hanya sebesar 30 juta euro.

Stadion baru Inter akan terlihat seperti stadion-stadion di Inggris yang tidak dilengkapi dengan lintasan lari. Selama ini Inter berbagi markas dengan AC Milan di Giuseppe Meazza.

Inter dan AC Milan selama ini menggunakan Stadion Giuseppe Meazza atau biasa juga disebut San Siro. Namun untuk memakai stadion itu, kedua tim ini harus membayar kepada pemerintah lokal. Ini membuat pemasukan potensial dari tiket penonton terbagi ke pihak lain.

Semoga saja rencana ini segera terealisasi, agar Internazionale tak lagi berbagi stadion dengan klub tetangga...
 

Rabu, 21 September 2011

Resmi : INTER depak Gasperini

Sesuai prediksi, hari ini Gian Piero Gasperini kehilangan jabatannya sebagai pelatih Inter Milan. Nerazzurri sudah resmi mendepak allenatore berusia 53 tahun itu.

Nasib Gasperini memang makin tak menentu setelah Inter kalah 1-3 dari Novara, Rabu (21/9/2011) dinihari WIB. Itu adalah kekalahan keempat dalam lima laga yang dilakoni La Beneamata sejak ditukangi Gasperini.

Lewat situs resminya, Inter hari ini mengumumkan bahwa mereka telah mengakhiri kerja sama dengan Gasperini.

"Inter Milan mengumumkan bahwa pagi ini, di pusat olahraga Appiano Gentile, latihan tim utama dipimpin oleh Giuseppe Baresi dan Daniele Bernazzani."

"Klub ingin mengucapkan terima kasih kepada Gian Piero Gasperini atas usahanya bersama tim, dan kami mengungkapkan penyesalan atas berakhirnya hubungan dengannya."

Beberapa nama telah muncul sebagaio kandidat pengganti Gasperini. Di antaranya Claudio Ranieri, Walter Zenga, Carlo Ancelotti, hingga Delio Rossi.

SAYONARA MR GASPERINI......

Selasa, 20 September 2011

Skandal Seri A 2006

Skandal Seri A (juga populer disebut Calciopoli di media massa) adalah skandal pengaturan skor pertandingan dalam liga sepak bola Italia Serie A yang dibuka pada Mei 2006 oleh polisi Italia, melibatkan juara liga Juventus, dan klub-klub terkemuka lainnya A.C. Milan, Fiorentina, dan Lazio. Mereka dituduh mengatur permainan dengan memilih wasit tertentu, dan beberapa pemain dituduh memperjudikan pertandingan sepak bola secara ilegal.
Penyelidikan ini mencakup tuduhan pengaturan skor oleh beberapa klub terkenal, termasuk Juventus, A.C. Milan, Fiorentina, dan Lazio. Keempat klub yang sedang diselidiki ini adalah klub asal dari 13 pemain Italia dalam Piala Dunia FIFA 2006. Skandal ini pertama ditemukan karena penyelidikan doping di Juventus, di mana beberapa alat penyadap dipasang. Transkrip pembicaraan telepon diterbitkan di surat-surat kabar Italia, di antaranya adalah pembicaraan manajer umum Juventus, Luciano Moggi pada musim pertandingan 2004-05 mengenai pengaturan pertandingan, perjudian, dan pemalsuan catatan keuangan. Moggi sendiri kemudian diberi sanksi dilarang aktif di persepak bolaan selama lima tahun.

Hukuman

Oleh pengadilan, Juventus kemudian dihukum degradasi ke Seri B, pengurangan 30 nilai untuk musim berikutnya (2006/07), penghapusan dua gelar juara Seri A musim 2004/05 dan 2005/06, dilarang tampil di Liga Champions 2006/07, dan didenda 100.000 dolar AS (sekitar Rp 950 juta). Lazio dan Fiorentina juga diturunkan ke Seri B, dan Fiorentina harus mengawali kompetisi dengan nilai minus 12, serta membayar denda 63.000 dolar AS, sementara Lazio mendapat pengurangan tujuh nilai plus denda 50.000 dolar AS (Rp 475 juta). Satu-satunya tim yang bertahan di Seri A adalah A.C. Milan, yang nilainya dikurangi 15 untuk musim depan, serta perolehan nilainya musim lalu dikurangi 44, sehingga tidak bisa bertandingan di Liga Champions.
Melalui banding, keempat tim tersebut menerima pengurangan hukuman. Fiorentina dan Lazio tidak jadi turun ke Seri B, sementara A.C. Milan mendapatkan pengurangan nilai yang diperkecil untuk musim depan: dari 15 poin menjadi 8 poin, serta pengurangan nilai yang diperkecil untuk musim sebelumnya: dari 44 poin menjadi 30 poin. Juventus tetap di Seri B namun harus memulai musim berikutnya dengan nilai awal -17.[1]
Pada 26 Juli, Inter Milan dinyatakan sebagai juara Seri A musim 2005/06. Juara musim 2004/05 dinyatakan kosong. Pada 27 Oktober, CONI (Komite Olimpiade Nasional Italia) memutuskan untuk kembali memperingan hukuman bagi Lazio, Juventus, dan Fiorentina (namun tidak dengan Milan). Poin Fiorentina pada awal musim dikurangi menjadi -15 (sebelumnya -19), Lazio -3 (sebelumnya -11), dan Juventus -9 (sebelumnya -17).[2]
Dalam sebuah investigasi terpisah, Reggina dihukum pengurangan 15 poin namun tetap boleh bertahan di Seri A.

sumber : http://id.wikipedia.org

Skandal perjudian Totonero 1980

Skandal perjudian Totonero 1980 (atau hanya sering disebut Totonero 1980) adalah skandal pengaturan pertandingan di kasta Seri A dan Seri B. Skandal ini terungkap pada 23 Maret 1980 oleh Guardia di Finanza (polisi keuangan Italia), setelah dua pemilik toko Roma, Fabio Trinca dan Massimo Cruciani, menyatakan bahwa beberapa pemain sepak bola Italia "menjual" pertandingan sepak bola untuk mendapatkan uang.
Para tokoh utama dalam skandal ini adalah Milan, Lazio, Perugia, Bologna, Avellino (Seri A), Taranto dan Palermo (Seri B). Dikhususkan untuk Paolo Rossi, hukumannya ditangguhkan selama tiga tahun (dikurangi menjadi dua melalui banding), dan kembali tepat waktu untuk membantu Italia memenangkan Piala Dunia FIFA 1982.[1]

Hukuman untuk klub

  • Milan (Seri A); degradasi ke Seri B.[2]
  • Lazio (Seri A); degradasi ke Seri B.[2]
  • Avellino (Seri A); -5 di Seri A 1980-81.
  • Bologna (Serie A); -5 di Seri A 1980-81.
  • Perugia (Sereie A); -5 di Seri A 1980-81.
  • Palermo (Serie B); -5 di Seri B 1980-81.
  • Taranto (Serie B); -5 di Seri B 1980-81.

Hukuman untuk perorangan

Pejabat klub
Pemain
sumber : http://id.wikipedia.org

Senin, 19 September 2011

Rekor

Inter menjadi satu-satunya klub di Seri A yang tidak pernah turun ke Seri B, karena klub Juventus harus turun ke Seri B pada musim 2006/2007 terkait dengan kasus Calciopoli atau pengaturan skor pertandingan. Pada 2009-10, Inter Milan menjadi satu-satunya tim di Italia yang meraih treble winner[4] setelah memenangi tiga gelar sekaligus, yaitu: Seri-A, Coppa Italia dan Liga Champions disusul Quintuple[5]dengan memenangi lagi Piala super italia dan Piala dunia antarklub FIFA pada 2010.
Menurut data-data dan statistik, Inter duduk di posisi ke-8 sebagai tim paling sukses di dunia.



sumber : http://id.wikipedia.org

Pemasok Kostum dan Sponsor

Pemasok Kostum

  • dari tahun 1978-1979 dan 1980-1981:Puma
  • dari tahun 1981-1983 dan 1985-1986:MacSport
  • dari tahun 1986-1987 dan 1987-1988:Le Coq Sportif
  • dari tahun 1988-1989 dan 1990-1991:UhlSport
  • dari tahun 1991-1992 dan 1997-1998:Umbro
  • dari tahun 1998 hingga sekarang : Nike

Pemasok Sponsor

  • 1981-1982:Inno Hit
  • 1982-1991:Misura
  • 1991-1992:FitGar
  • 1992-1995:Fiorucci
  • 1995-Sekarang:Pirelli

Gelar INTER

  • TIM Trophy (6) 2002 2003 2004 2005 2007 2010
  • Copa Presidente De La Republica (1) 1982
  • Copa Santiago Bernabeu (2) 1993 2001
  • Copa Franz Beckenbauer (1) 2008
  • Coppa Dell'Amicizia Italo-Francese (1) 1959
  • Coppa Sky (Pisa)(1) 2004
  • Coppa Sky (1) 2009
  • Coppa Sud Tirol (2) 2003 2005
  • Memorial Giorgio Ghezzi (1) 1992
  • Memorial Luigi Campedelli (1) 1993
  • Mohamed V Trophy (1) 1962
  • Ahmed Dahlan Trophy (5) 1939 1940 1941 1942 1943
  • Pirelli Cup (11) 1996 1997 2000 2001 2002 2003 2006 2007 2008 2009 2010
  • Torneo Natale Milano (1) 1934
  • Torneo Milano (1) 1993
  • Trofeo Valle D'Aosta (1) 1998
  • Trofeo Birra Moretti (3) 2001 2002 2007
  • Trofeo Ciudad De Vigo (1) 1996
  • Trofeo Ciudad de Palma (1) 2006
  • Trofeo Vincenzo Spagnolo (1) 1998
  • Triangolare Bolzano (1) 2005


sumber : http://id.wikipedia.org 

Staf Teknik INTER

Jabatan Nama
Pelatih Bendera Italia Gian Piero Gasperini
Asisten Pelatih Bendera Italia Giuseppe Baresi
Asisten Pelatih Bendera Italia Bruno Caneo
Asisten Pelatih Bendera Kroasia Ivan Jurić
Konsultan Teknik Bendera Italia Daniele Bernazzani
Pelatih kebugaran Bendera Italia Stefano Rapetti
Pelatih kebugaran Bendera Italia Luca Trucchi
Pelatih kiper Bendera Italia Alessandro Nista
Kepala staff medis Bendera Italia Franco Combi
Dokter Bendera Italia Giorgio Panico
Pelatih rehabilitasi Bendera Italia Stefano Rapetti
Physioterapis Bendera Italia Marco Dellacasa
Physioterapis Bendera Italia Massimo Dellacasa
Physiotherapis Bendera Italia Luigi Sessolo
Staff rehabilitasi Bendera Italia Andrea Galli
Staff rehabilitasi Bendera Italia Alberto Galbiati
Direktur Teknik Bendera Italia Marco Branca
Eksekutif Tim Utama Bendera Italia Gabriele Oriali

Presiden


Nama Tahun
Giovanni Paramithiotti 1908–1909
Ettore Strauss 1909–1910
Carlo de Medici 1910–1912
Emilio Hirzel 1912–1914
Luigi Ansbacher 1914
Giuseppe Visconti di Modrone 1914–1919
Giorgio Hulss 1919–1920
 
Nama Tahun
Francesco Mauro 1920–1923
Enrico Olivetti 1923–1926
Senatore Borletti 1926–1929
Ernesto Torrusio 1929–1930
Oreste Simonotti 1930–1932
Ferdinando Pozzani 1932–1942
Carlo Masseroni 1942–1955
 
Nama Tahun
Angelo Moratti 1955–1968
Ivanoe Fraizzoli 1968–1984
Ernesto Pellegrini 1984–1995
Massimo Moratti 1995–2004
Giacinto Facchetti 2004–2006
Massimo Moratti 2006–sekarang


 

Warna dan Lambang

lambang klub adalah huruf FCIM di dalam sebuah lingkaran, yang didesain pada tahun 1908, pelukis yang mendesain logo klub yang bertahan hingga sekarang ini adalah Giorgio Muggiani yang juga merupakan salah seorang yang menggagas terbentuknya Inter.
Inter identik dengan warna hitam biru. Warna hitam mewakili gelapnya malam dan biru mengambarkan langit. Sempat terjadi perubahan saat Inter digabungkan dengan Unione Sportiva Milanese di tahun 1928, yaitu kostum mereka berganti putih dengan tanda palang merah di bagian dada, namun setelah Perang Dunia II usai, Inter kembali ke warna awal mereka.

Sejarah INTER

Klub ini didirikan pada 9 Maret 1908 mengikuti pecahnya dari Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Criket and Football Club), yang sekarang lebih dikenal dengan nama AC Milan. Sebuah kelompok terdiri dari orang-orang Italia dan Swiss (Giorgio Muggiani, seorang pelukis yang juga merancang logo klub, Bossard, Lana, Bertoloni, De Olma, Enrico Hintermann, Arturo Hintermann, Carlo Hintermann, Pietro Dell'Oro, Hugo dan Hans Rietmann, Voelkel, Maner , Wipf, dan Carlo Arduss) yang tidak terlalu suka akan dominasi orang-orang Inggris & Italia di AC Milan dan mereka memutuskan untuk memecahkan diri dari AC Milan. Nama Internazionale diambil dari keinginan pendiri-pendirinya untuk membuat satu klub yang terdiri dari banyak pemain dari negara-negara luar.
Klub ini memenangkan juaranya di tahun 1910 dan yang kedua di tahun 1920. Kapten dan Pelatih yang membawa Inter meraih Scudetto pertama adalah Virgilio Fossati , yang tewas dalam Perang Dunia I.
Di tahun 1921, Inter termasuk salah satu tim yang keluar dari FIGC dan mengikuti liga yang dibentuk oleh C.C.I (Confederazione Calcistica Italiana). C.C.I merupakan organisasi tandingan FIGC (Federazione Italiana Giuoco Calcio) yang dibentuk oleh tim-tim yang meminta rencana pengurangan anggota Serie-A. Inter berada dalam grup B dalam liga tersebut. Setelah hanya mampu mengumpulkan 11 angka, Inter berada di posisi terbawah klasemen akhir. Hanya bertahan satu musim akhirnya C.C.I bubar karena akhirnya dicapai persetujuan dengan FIGC melalui petisi yang dilayangkan oleh Direktur harian La Gazzetta dello Sport yakni Emilio Colombo dan dikenal dengan petisi Comprommeso Colombo. Tim-tim yang berlaga di liga C.C.I pun bergabung kembali dalam FIGC, yang mengakibatkan format dan kompetisi disusun ulang dengan menggabungkan tim-tim yang berlaga di liga C.C.I dan Serie-A FIGC sesuai dengan poin-poin kesepakatan dalam petisi tersebut. Karena Inter berada di posisi terbawah sehingga Inter harus mengikuti fase Spareggi (Babak kualifikasi pen-degradasi-an), dan Inter berhasil lolos kembali bermain di kompetisi Serie A setelah mengalahkan SC Italia-Milan 2-0 kemudian Libertas Firenze dengan agregat 4-1 (3-0 & 1-1) di kualifikasi Spareggi tersebut.
Selama waktu perang, Inter juga sempat berganti nama menjadi Ambrosiana SS Milano selama era fasisme di Italia setelah bergabung dengan Milanese Unione Sportiva pada tahun 1928. Bahkan setahun kemudian presiden klub terpilih Oreste Simonotti mematenkan nama Inter menjadi AS Ambrosiana di tahun 1929, untuk menyesuaikan diri dengan kepemimpinan Benito Mussolini, dan pada akhirnya pada tahun 1931, presiden baru Inter Ferdinando Pozzani mengubahnya lagi menjadi AS Ambrosiana-Inter. Walaupun demikian, Inter masih tetap bisa memenangkan trofi ketiga mereka di tahun 1930. Mengikuti itu, trofi keempat dimenangkan di tahun 1938. Inter pertama kali memenangkan Copa Italia (Piala Italia) di tahun 1940 dipimpin oleh Giuseppe Meazza, dan di tahun yang sama mereka memenangkan trofi kelima mereka, meskipun Meazza mengalami cedera. Sejak tahun 1942 sampai sekarang, nama Ambrosiana-Inter tidak pernah dipakai lagi dan mereka memakai nama asli mereka, Internazionale Milano.

Inter Milan 1964/65.
Setelah masa perang, Inter memenangi gelar Seri A lagi pada tahun 1953 dan yang ketujuh di tahun 1954. Setelah memenangi beberapa trofi ini, Inter memasuki masa keemasan mereka yang disebut La Grande Inter. Selama masa keemasan mereka, dibawah asuhan Pelatih Helenio Herrera, Inter memenangkan tiga trofi di tahun 1963, 1965, dan 1966. Pada waktu ini, Inter juga terkenal dengan kemenangan Piala Eropa dua kali berturut-turut. Di tahun 1963, Inter memenangkan trofi Piala Eropa mereka setelah mengalahkan klub terkenal Real Madrid. Musim selanjutnya, bermain di kandang mereka sendiri, Inter memenangkan trofi Piala Eropa untuk kedua kalinya setelah mengalahkan klub dari Portugal, Benfica.
Setelah masa keemasan di tahun 1960, Inter berhasil untuk memenangkan gelar mereka kesebelas kalinya di tahun 1971 dan kedua belas kalinya di tahun 1980. Pada tahun 1970 dan 1980, Inter juga memenangi dua trofi Piala Italia di tahun 1978 dan 1982. Inter berhasil meraih gelar scudetto mereka yang ke tigabelas kali pada tahun 1989 dan membutuhkan waktu yang sangat panjang hingga 17 tahun hingga mereka dapat memenanginya lagi pada tahun 2006, tetapi melalui cara yang lain dari biasa atau yang mereka sebut dengan "Scudetto of Honesty" (juara dari kejujuran), karena mereka tidak terbukti bersalah dalam skandal "calciopoli" yang ikut menyeret beberapa klub besar Italia yang terbukti bersalah dan mendapat penalti pengurangan poin juga pencopotan gelar bagi juara sebelumnya. Baru pada tahun selanjutnya atau 2007 Inter berhasil menjadi juara bertahan, sekaligus menorehkan rekor dengan 17 kemenangan beruntun di kompetisi lokal.



Inter kembali menjadi juara bertahan pada tahun 2008,2009 dan 2010. Inter juga adalah satu-satunya tim yang belum pernah terdegradasi terhitung dari sejak Serie A bergulir, karena itu di dalam lagu kebangsaan nya yang berjudul C'e solo l'Inter (hanya ada Inter satu-satunya) disebutkan bahwa Inter mempunyai gen Serie A dan tidak mengenal Seri lainnya. Pada musim 2009-10 Inter menyamai rekor Juventus dan Torino dengan memenangi gelar Juara Seri A selama 5 Musim secara beruntun.
Internazionale juga memenangi Piala UEFA mereka tiga kali. Pertama di musim 1990/1991 melawan AS Roma/ Di musim 1993/1994, Inter meraih gelar Piala UEFA dengan mengalahkan klub Austria Casino Salzburg. Di kemenangan Piala UEFA mereka untuk ketiga kalinya, Inter mengalahkan SS Lazio di Parc des Princes, Paris.
Inter baru memenangi lagi Liga Champions untuk yang ketiga kalinya pada musim 2009-10 dengan mengalahkan klub asal Jerman, Bayern Munich di Final, setelah sebelumnya pada Babak semifinal Internazionale secara mengejutkan mengalahkan klub asal Spanyol, Barcelona yang saat itu sangat diunggulkan karena pada musim kompetisi 2008-09 meraih 6 gelar disemua ajang.
Inter menjadi tim asal Italia pertama yang meraih treble winners setelah memenangi semua kompetisi pada musim 2009-10 diantaranya Scudetto Liga Italia, Piala Italia, dan Liga Champions.



sumber : http://id.wikipedia.org 

SQUAD INTERNAZIONALE MUSIM 2011-2012

PENJAGA GAWANG
 1 Julio Cesar Soares de Espindola (3 September 1979)
12 Luca Castellazzi (19 July 1975)
21 Paolo Orlandoni (12 Agustus 1972)
33 Emiliano Viviano (1 Desember 1985)

BELAKANG
2 Ivan Ramiro Cordoba (11 Agustus 1976)
4 Javier Aldemar Zanetti (10 Agustus 1973)
6 Lucio Da Silva Ferreira Lucimar (8 Mei 1978)
13 Maicon Douglas Sisenando (26 Juli 1981)
16 Luca Caldirola (1 Februari 1991)
23 Andrea Ranocchia (16 Februari 1988)
25 Walter Adrian Samuel (23 Maret 1978)
26 Cristian Chivu (26 Oktober 1980)
37 Marco Davide Faraoni (25 Oktober 1991)
42 Jonathan Cicero Moreira (27 Februari 1986)
44 Matteo Bianchetti (17 Maret 1993)
55 Yuto Nagatomo (12 September 1986)


TENGAH
5 Dejan Stankovic (11 September 1978)
8 Thiago Motta (28 Agustus 1982)
10 Wesley Sneijder (9 Juni 1984)
11 Ricardo Gabriel Alvarez (12 April 1988)
18 Andrea Poli (29 September 1989)
19 Esteban Matias Cambiasso (18 Agustus 1980)
20 Joel Chukwuma Obi (22 Mei 1991)
29 Philippe Coutinho Correia (12 Juni 1992)
48 Lorenzo Crisetig (20 Januari 1993)
77 Sulley Ali Muntari (27 Agustus 1984)


DEPAN
7 Giampaolo Pazzini (2 Agustus 1984)
9 Diego Forlan Corazo (19 Mei 1979)
22 Diego Alberto Milito (12 Juni 1979)
28 Mauro Matias Zarate (18 Maret 1987)
30 Luc Castaignos (27 September 1992)